Haiiii guys !!!!   ^_^
Tulisan saya kali ini membahas pengertian fantasi dan macam-macam fantasi. So … di baca sampai selesai yah dan semoga bermanfaat.
Selamat membaca !



Fantasi
1.     Pengertian Fantasi
Fantasi adalah kemampuan mental untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. (Walgito,2004: 193). Dengan kemampuan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapi dan membuat bayangan ke depan yang menjangkau keadaan-keadaan yang akan datang. Fantasi dapat terjadi secara :

1)      Disadari atau sengaja, yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasinya. Misalnya seorang pelukis berfantasi untuk menciptakan lukisan yang sesuai dengan fantasinya; atau seorang pemahat berfantasi untuk meciptakan seni patung yang indah sesuai dengan fantasinya.
2)      Tidak disadari atau Tidak di sengaja, yaitu apabila individu tidak secara sadar telah di tuntun oleh fantasinya. Anak sering mengemukakan hal yang fantastis, tanpa berniat untuk berbohong. Misalnya anak menyampaikan berita yang tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya, walaupun ia tidak bermaksud untuk berbohong. Tanpa disadari anak dituntun oleh fantasinya.

2.      Macam-macam Fantasi
            Menurut Walgito (2004) fantasi pada umumnya merupakan aktifitas yang menciptakan. Namun walaupun demikian dapat dibedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi yang di pimpin.
1)      Fantasi yang menciptakan, yaitu jenis fantasi yang membantu dalam berkreasi membuat sesuatu. Misalnya perancang mode pakaian menciptakan model pakaian baru sesuai fantasinya; pelukis menciptakn lukisan sesuai dengan kemampuan fantasinya.
2)      Fantasi yang di pimpin, yaitu jenis fantasi yang dituntun oleh pihak yang lain. Misalnya seseorang melihat film setelah melihat film itu orang tersebut dapat berfantasi tentang sesuatu atau berfantasi tentang keadaan berdasarkan apa yang di lihat dalam film tersebut, jadi di tuntun oleh film tersebut.
Bila di lihat dari aspek cara orang berfantasi, maka fantasi dapat di bedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1)      Fantasi yang mengabstraksi, yaitu cara berfantasi dengan meng abstraksikan beberapa bagian dari sesuatu, sehigga ada bagian yang di hilangkan. Misalnya anak belum pernah melihat gurun pasir. Dalam fantasinya, anak menggunakan bayangan hasil persepsi terhadap lapangan, untuk membayangkan gurun pasir. Dalam fantasi ini, banyak bagian-bagian lapangan yang diabstraksikan. Misalnya gurun pasir di bayangkan seperti lapangan sangat luas, berpasir, tanpa rumput, dan tan tanpa pohon-pohon.
2)      Fantasi yang mendeterminasi, yaitu cara berfantasi dengan melakukan determinasi (Menentukan sesuatu yang mirip) sebelumnya. Misalnya anak yang belum pernah melihat harimau, berfantasi dengan harimau dengan determinasi pada kucing. Kucing dipakai sebagai bahan untuk membayangkan atau berfantasi tentang harimau. Fantasi dengan harimau dapat dilakukan dengan menggunakan bayangan kucing tetapi berbentuk besar.
3)      Fantasi yang mendominasi, yaitu cara berfantasi dengan mengombinasikan pengertian-pengertian atau bayangan-bayangan  yang ada pada diri individu yang berfantasi. Misalnya orang yang belum pernah melihat ikan duyung, dengan cara mengombinasikan kepala wanita dengan badan ikan. Fantasi dengan mengombinasikan ini banyak di pergunakan orang. Misalnya orang bisa berfantasi untuk membuat rumah dengan mengombinasikan bangunan Eropa dengan atap model Jawa (Atap Rumah Joglo). (Walgito:2004).
Bila dibandingkan dengan kemampuan-kemampuan mental yang lain, fantasi lebih bersifat subjektif. Hal ini di sebabkan oleh pengaruh dari tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki oleh individu. Dalam berfantasi bayangan-bayangan yang telah di miliki individu memegang peranan penting. Bayangan fantasi  berbeda dengan bayangn persepsi. Bayangan persepsi merupakan hasil persepsi, sedangkan bayangan fantasi adalah hasil dari fantasi.
            Dengan kekuatan fantasi, manusia dapat menghasilkan sesuatu yang pada mulanya tidak terbayangkan akan dapat tercapai misalnya ada pesawat terbang walaupun hal itu tidak semata hasil dari fantasi, tetapi juga harus ada kontribusi dari kemampuan berfikir kreatif. Namun dari sisi lain fantasi juga mempunya sisi nigatif. Misalnya orang dapat terhanyut dalam fantasi dan hidup di alam yang tidak nyata. Dalam kondisi ini fantasi juga dapat menimbulkan kepalsuan, kedustaan, tkhayyul dan sejenisnya.

Referensi :
Basuki. A.M Heru. 2008. Psikologi Umum. Seri Diktat Kuliah. Jakarta.
         Universitas Gunadarma.