Regita Aldena
BAIDU CAMPUS AMBASSADOR
Mahasiswa Jurusan Psikologi UG
angkatan tahun 2013, Regita aldena terpilih sebagai Baidu Campus Ambassador
2015-2016. Regita Aldena pun berada di Beijing China, dalam rangka “Opening
Baidu International Marketing Competition Conference”. Berikut ini laporan
perjalanan Regita Aldena selama di Beijing.
Baidu
merupakan perusahaan layanan web yang berkantor di Cina. Baidu berkembang
sangat pesat sehingga akhirnya membuka cabang di Indonesia. Keberadaan Baiudu
Campus Ambassador bertujuan mengenalkan produk-produk Baidu di Indonesia.
Tahun
2015-2016 Baidu Indonesia memilih pemilihan Baidu Campus Ambassador dari 32
kampus di Jakarta yang mengikuti seleksi, hanya empat kampus yang terpilih,
yakni Regita Aldena dari Universitas Gunadarma, Tony dari Binus University,
Jessica Nathania Gunawan dari Universitas Tarumanegara dan David Nugroho dari
Universitas Surya. “Kami berempat terpilih berdasarkan proses seleksi berupa
keaktifan, tugas mingguan berupa digital
diary, presentation, gathering, video promotion product, membuat rangkaian event campus,” kata Regina.
Pada tanggal
15-18 Mei 2016, mereka berempat berangkat ke Beijing China untuk mengikuti
kegiatan opening Baidu International
Marketing Compe-tition Conference. Kegiatan ini selain di ikuti Baidu
Indonesia, juga diikuti Baidu India, Baidu Macau dan Baidu China selaku tuan
rumah
Presentasi di Cloud Valley
Keberangkatan
mereka ke Beijing di mulai pada sabtu (14/5) dini hari da tiba di Beijing pukul
11.15 hari minggu (15/5). Setelah chek in
hotel dan istirahat sejenak, mereka pun berkesempatan untuk berjalan-jalan
ke supermarket sekitar hotel hingga sore hari sekitar pukul 17.00. “Sehari itu,
sampai malam hari kami bebas dan belum ada kegiata. Waktu yang ada kami gunakan
untuk jalan-jalan menikmati kota Beijing,” kata Regita.
Hari kedua,
Senin (16/5), ada jadwal presentasi di gedung Cloud Valley untuk acara “ Opening Baidu International Marketing
Competition Conference.”
“Untuk acara
tersebut malam sebelumnya kami berlatih diskusi untuk persiapan presentasi,
beberapa kali kami pun bergantian untuk berbicara sebagai latihan presentasi ,”
tambahnya.
Karena acara
presentasi di mulai pada siang hari, maka mereka terlebih dahulu menikmati
makan siang di sebuah restoran muslim. Selesai santap siang, rombongan bergegas
menuju Cloud Valley. “Kami perwakilan
Baidu Indonesia, memakai baju batik sebagai identitas Negara Indonesia,”
ujarnya.
Acara Opening Baidu International Marketing
Competition Conference sendiri dihadiri oleh para petinggi Baidu China, mengingat
Baidu merupakan aplikasi nomor satu di China dan keseluruhan masyarakat China
menggunakan aplikasi Baidu. “Acaranya berlangsung meriah, meskipun pengantar
menggunakan bahasa mandarin kami tak sulit untuk memahami karena telah di
sediakan headseat translate bahasa
Inggris secara langsung,” ujarnya.
Rangkaian
acara diawali dengan beberapa sambutan dari petinggi Baidu China, dilanjutkan
dengan pembukaan kompetisi secara resmi. Beberapa perwakilan Universitas
diminta untuk berbincang-bincang dan berdiskusi di panggung yaitu Baidu China,
Baidu Macau, dan Baidu Indonesia yang diwakili oleh Tony. Perbincangan seputar
kegiatan yang dilakukan di Universitas dan sejauh mana pengetahuan akan
aplikasi Baidu.
Hari Ketiga dan Keempat
Hari ketiga
(17/5), kegiatana yang di jadwalkan adalah kunjungan ke kantor pusat Baidu di
China dan juga diskusi dengan mahasiswa lainnya. “Kami berangkat ke kantor
Baidu dengan menggunakan tee-tee car,
sekitar 15 menit dari hotel” katanya.
Kantor Baidu
berdiri megah dengan arsitektur yang unik membuat Baidu kokoh berdiri. Di
kantor Baidu mereka di kumpulkan di ruang rapat, seperti yang telah terjadwal,
acara diisi dengan diskusi. Ada beberapa mahasiswa dari berbagai Universitas
yang hadir. “Kami ditanya tentang pribadi masing-masing, kegiatan sehari-hari,
kegiatan kampus yang pernah dilakukan dan sejauh mana kami mengenal Baidu.
Diskusi pun berlangsung selama lebih kurang dua jam,” paparnya.
Selesai
acara diskusi, mareka dibawa ke Forbidden
City, suatu tempat bersejarah di China. Forbidden
City adalah bangunan istana kekaisaran Ming dan Qing di Beijing dan
Shenyang. Dan banyak yang menerjemahkan bahwa tempat ini adalah sebuah tempat
terlarang, terletak di tengah-tengah kota kuno Beijing. Luas tempat ini sekitar
720.000 meter persegi dimana tedapat 800 bangunan dan lebih dari 8000 ruangan. Forbidden City terdaftar sebagai warisan
dunia UNESCO pada 1987 sebagai “Istana Kerajaan Ming dan Qing”.
Oleh Tour
Guide kami yang bernama Sonia, kami mendapat penjelasan secara detail mengenai Forbidden City. Ia menjelaskan mulai
bangunan hingga ruangan-ruangan yang ada di dalam nya. Setiap pintu masuk Forbidden City terdapat gerbang utama
dan terdapat bulatan emas. Terdapat mitos disini, siapa yang menyentuh bulatan
tersebut maka ia akan beruntung. “Sepanjang perjalanan kami pun berjalan kaki
dan melihat-lihat bangunan yang bentuknya hampir sama namun ternyata berbeda
fungsi. Terlihat jug ataman sekitar bangunan menambah asri pemandangan.
Tersedia batu refleksi untuk relaksasi,” cerita Regita.
Hari keempat
(18/5) ternyata sudah tidak ada kegiatan lagi karena mereka harus bersiap untuk
pulang. “Kami check out dari hotel
pukul 09.30 dan rencananya pesawat take
off pukul 12.30. ”Perkiraan kami, waktu akan cukup untuk menuju bandara.
Ternyata jalan Tol yang pagi itu sangat macet, sempat membuat kami kuatir. Kami
pun sudah pasrah jika sampai ketinggalan pesawat. Apalagi pemeriksaan yang
mengantri membuat proses check in pun
tersendat, apalagi kami pun masih harus menaiki kereta. Beruntunglah, kami check in pesawat tepat waktu,” tuturnya.
Pesawat pun landing di Hongkong terlebih dahulu,
untuk kemudian mereka berganti pesawat menuju Jakarta. “Pukul 23.00 kami sampai
di Bandara Soekarno Hatta,” kata Regita.
Sumber : UG News
0 Komentar